Adeeb Alblooshi (CNN)
Dream - Seorang penemu yang masih berumur 10 tahun asal Uni Emirat Arab, disebut-sebut sebagai salah satu dari delapan perintis medis muda paling mengesankan di dunia.
Sebuah program di CNN, Vital Signs, memilih Adeeb Alblooshi, dari Dubai, sebagai salah satu delapan anak-anak jagoan yang akan membentuk masa depan kedokteran.
CNN mengatakan, latar belakang mengesankan Alblooshi mulai pada usia 6 tahun. Saat itu ia membuat kaki palsu tahan air untuk ayahnya.
"Perjalanan ke pantai telah menginspirasi Alblooshi menjadi seorang inventor seperti saat ini," kata program itu. Ketika ayahnya yang telah menderita polio tidak bisa ikut berenang karena kakinya palsu, Alblooshi, yang saat itu berusia 6 tahun, membuatkan kaki palsu yang tahan air dengan menggunakan lapisan lilin medis yang ditingkatkan.
Penemuannya tidak berhenti di situ. Pemerintah Dubai pun mulai berinvestasi dengan memakai ide-idenya.
Segera setelah itu, ia menciptakan robot kecil untuk membantu ibunya membersihkan ruang-ruang kecil. Tidak lama kemudian kreativitasnya itu disorot media dan pemerintah Dubai memanggilnya.
(Ism, Sumber: Arabian Business)
Derita Muslim Palestina: Dijajah Israel, dizhalimi Syiah
A. Z. MuttaqinSenin, 1 Syawwal 1435 H / 28 Juli 2014 09:38
Anak-anak Palestina berdiri di belakang sebuah truk saat keluarga mereka meninggalkan rumahnya menuju lokasi yang lebih aman di tengah berlanjutnya pemboman Israel di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan.
Oleh: Muhammad Pizaro
Mampus Amerika!
[Di Irak, Syiah Kerjasama dengan Obama]
[Di Irak, Syiah Kerjasama dengan Obama]
Mampus Israel!
[Di Suriah, Bashar bergandengan dengan Militer Israel]
[Di Suriah, Bashar bergandengan dengan Militer Israel]
(Arrahmah.com) – Kata-kata kecaman dari tokoh Syiah Indonesia itu menjadi lagu usang yang terus diputar dalam tiap perayaan Al Quds Day. Hari itu telah secara rutin menjadi momentum bagi Syiah untuk meraih simpati dunia tentang dukungannya kepada rakyat Palestina. Syiah memang getol menebar propaganda sebagai pihak yang paling “peduli” terhadap nasib Palestina dan terdepan melawan Israel. Pertanyaannya, benarkah?
Nasib warga Palestina di Suriah
Di antara jutaan orang yang terusir dari rumah akibat perang di Suriah, adalah 270.000 pengungsi Palestina. Dari jumlah itu, 20.000 pengungsi Palestina di Yarmouk, Damaskus, bahkan harus menghadapi nasib yang jauh lebih buruk.
Kamp pengungsian tersebut dikepung oleh tentara Suriah sejak musim panas tahun lalu tanpa akses makanan, obat-obatan, dan perlengkapan lain.
Menurut kelompok aksi untuk Palestina dari Suriah, sudah sekitar 926 pengungsi Palestina tewas di dalam kamp Yarmouk di Damaskus sejak awal revolusi Suriah sampai akhir Mei 2014.
Terdapat 173 korban tewas di kamp Daraa dan 96 korban tewas di kamp Al-Husseiniya. Sebanyak 73 pengungsi Palestina lainnya tewas di kamp Khan Al-Sheikh di Damaskus.
Di kamp pengungsi Sabina, 58 orang Palestina tewas, bersama dengan 41 pengungsi dari kamp Neirab, 40 dari kamp Sayeda Zeinab, 33 dari kamp Aidin di Homs, dan 32 dari kamp Handarat di Aleppo.
Korban pengungsi Palestina lainnya tewas di kamp Ramel di Lattakia, Khan Dannoun, Al-Dhiyabia, dan Rukn al-Din.
Satu tahun sebelumnya, dua orang anak, bernama Farahat Mubarak dan Hisham Namrawi termasuk di antara empat orang yang terbunuh di kamp pengungsi Yarmuk.
Kamp-kamp pengungsi di Suriah memang sangat memprihatinkan. Kebutuhan para penghuni kamp akan makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal justru diblokade militer. Pasukan-pasukan rezim mengepung sebagian besar kamp itu, dan mempersulit keluar masuk orang dan barang.
Kelompok aktivis juga menunjukkan tiga remaja Palestina terbunuh di kamp Aidin di Hama. Mereka adalah Salim Khalil Al Sukhaini, Karam Mumammad Syaikh Kholil dan Farin Mahmud. Ketiga remaja Palestina itu tewas setelah mobil yang mereka tumpangi diberondong pasukan Asad.
Sikap Hizbullah terhadap Hamas
Sontak pembunuhan demi pembunuhan warga Palestina oleh rezim Syiah di Suriah membuat Harakat al-Muqawama al-Islamiyya (Hamas) berang. Hamas mengutuk pembantaian rezim Syiah terhadap para pengungsi Palestina di Suriah.
Mereka menegaskan bahwa kamp-kamp pengungsi Palestina harus dinetralkan dan tinggal jauh dari konflik yang sedang berlangsung.
“Kami gerakan Hamas mengecam agresi Zionis ke Suriah. Kami menganggap ini sebagai pelanggaran serius dan tidak bisa diterima terjadi di tanah Arab, sekaligus sebagai kelanjutan dan kebijakan teror dan agresi Zionis,” kecam Hamas.
Hamas menambahkan bahwa mereka merasa sangat sakit atas terus tertumpahnya darah rakyat Suriah. Faksi perlawanan Palestina itu merasa sangat prihatin dengan pembantaian, aksi-aksi pembunuhan dan intimidasi rakyat sipil di Suriah. Dari awal Hamas mendukung penuh perjuangan rakyat Suriah.
Hamas menyerukan penghentian pertumpahan darah di Suriah agar rakyat Suriah bisa merealisasikan cita-cita dan kebebesannya.
Rakyat Suriah adalah rakyat yang senantiasa mendukung gerakan perlawanan (Palestina), dan mereka berada dibarisan pertama,” tulis Hamas dalam pernyataannya.
Pilihan politik Hamas itu kemudian membuat Hezbollah murka. Pemimpin Hezbollah Hasan Nasrallah meminta semua pejabat dan kader Hamas yang berada di Libanon untuk segera meninggalkan negara itu.
Hasan Nasrallah menuduh Hamas telah terlibat dalam pelatihan militer bagi kelompok oposisi Suriah di Damaskus dan sekitarnya.
Dukungan Hezbollah dalam membantai rakyat Suriah dibalas oleh Petinggi Hamas Bara’ Nizar Rayyan. Putra Asy-Syiahid DR Nizar Rayyan itu balik melayangkan kritikan pedas kepada pemimpin Hasan Nashrallah. Dengan tegas, Nizar meminta Hasan berhenti cari muka.
” Ya Hasan Nashrallah, jangan kau cari sensasi di Gaza, sedang Kriminil Bashar Asad kau bela…!” kritiknya.
Nizar juga membantah klaim-klaim Syiah yang selama ini mengaku berperan dalam membantu mujahidin Hamas.
“Brigade Al-Qassam telah menghinamu dan membuatmu malu; dan menegaskan bahwa rudal-rudalnya adalah produksi dalam negeri. Rudal M75: M adalah singkatan dari Muqadimah, salah seorang pemimpin Al-Qassam yang telah syahid, dan 75 mengisyaratkan jarak tembaknya (75 KM). Rudal-rudal Al-Qassam 100% made in Gaza, dan tak ada hutang budi pada kaum sektarian!” bantahnya.
Sebagai sesama Sunni, Hamas berkewajiban mendukung perjuangan rakyat Suriah yang selama ini mengalami penindasan secara akidah maupun politik. Sejak tahun 2012, Asad mengecam keputusan Hamas untuk pindah kantor dari Damaskus ke Doha, Qatar.
Kepala Politbiro Khalid Misyal mengambil keputusan itu setelah situasi terus memburuk di Suriah.
Dengan sombong, Asad menyatakan bahwa Suriah adalah benteng terakhir dari perlawanan Arab anti-’Israel’, meski segala fakta terpampang jalinan kerjasamanya dengan ‘Israel’.
Kerjasama Syiah dan Israel dalam Pembantaian Muslim Palestina
Saat Ariel Sharon meregang nyawa, umat Islam tidak lupa kezaliman yang telah dilakukannya kepada warga Palestina. Namun banyak kaum muslim tidak menyadari bahwa Israel bukanlah aktor tunggal dalam pembantaian pengungsi Palestina di Kamp Sabra-Satila tahun 1982.
Selain Israel, milisi Syiah Lebanon dan Pemerintahan Suriah pimpinan Hafez Assad juga bertanggung jawab dalam tragedi berdarah itu. Hal ini bermula pada 1 Agustus 1982, ketika terjadi invasi Israel ke Lebanon dengan kekuatan 20.000 tentara yang dipimpin Ariel Sharon selaku Menteri Pertahanan.
Mereka menginvasi wilayah selatan Lebanon yang dihuni para pengungsi Palestina. Kekuatan militer Israel telah membombardir melalui darat, laut, dan udara. Air, makanan, dan obat-obatan dilarang kelompok Syiah untuk dibagikan kaum muslimin Sunni di Beirut bagian barat.
Pengeboman mengerikan dilakukan Zionis Yahudi selama empat belas jam tanpa henti dengan memuntahkan 214 proyektil per menit.
Sekitar 3.500-8.000 orang, termasuk anak-anak, bayi, wanita, dan orang tua dibantai dan dibunuh secara mengerikan.
Koalisi antara Israel dan aliansi Syiah ini adalah noda hitam yang selama ini terkubur oleh sejarah, dan harus diungkap agar umat memahami hakikat Yahudi dan Syiah.
Dua orang ulama yang mengangkat fakta ini adalah Syekh Abu Mushab As-Suri dalam buku Ahlussunah Fi Asy Syam Fi Muwajahati an-Nushairiyah wa as-Shalbiyyah wa al-Yahudi dan DR. Imad Ali Abdus Shami lewat bukunya Khiyanat Asy Syi’ah wa Atsaruha fi Hazaa-im Al Ummah Al Islamiyah.
Selain itu, media massa internasional saat itupun turut mengangkat tragedi kemanusiaan ini seperti Al-Wathan Kuwait, Sunday Times, Republika Italia, dan lain sebagainya.
Jauh sebelum pembantaian Sabra-Satila, Koalisi Syiah Nushairiyah dengan Gerakan Syiah Amal juga terlibat dalam penyerangan pengungsi Palestina di Kamp Zaatar, Yordania.
Pada tahun 1976 Pasukan Suriah dan Syiah Amal bekerja sama dengan milisi Salib Maronit dalam mengepung dan menyerang kamp pengungsi Palestina di Zaatar, Yordania.
Di dalam kamp tersebut bernaung setidaknya 7.000 pengungsi Palestina. Selain itu kamp Zaatar juga menampung 14.000 penduduk Lebanon yang tengah menghadapi aliansi kaum Kristen di Lebanon.
Kelompok Nushairiyah berdalih melancarakan pembantaian ini dengan alasan menghentikan perang saudara, sehingga berbagai macam bantuan datang dari organisasi-organisasi Arab untuk menutupi ongkos militer Suriah di Lebanon. Padahal itu hanyalah dusta belaka untuk mengalihkan rencana jahat Syiah.
Maka melihat segala kekejaman Syiah terhadap muslim Palestina, seharusnya menyadarkan umat Islam untuk tidak termakan opini busuk Syiah tentang dukungan mereka kepada muslim Palestina.
Benarlah kata relawan Mavi Marmara sekaligus aktivis pro Palestina asal Indonesia, Surya Fachrizal: “Salah satu ukuran lurus-tidaknya orang yang peduli terhadap Palestina adalah sikap mereka terhadap perjuangan rakyat suriah. Jika mereka mendukung rezim Assad as-Syiah an-Nushairiyyah membunuhi Ahlus Sunnah di sana (termasuk para pengungsi palestina di yarmuk-suriah), maka mereka tidak benar.”
(azm/arrahmah.com)
Derita Muslim Palestina: Dijajah Israel, dizhalimi Syiah
almas_khalishah
Agustus 04, 2014
Liputan6.com, London Penelitian di London, Inggris, menunjukkan bahwa hanya satu dari delapan orang yang sadar akan kebersihan tangan, dan mau mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah bersentuhan dengan benda apa pun yang dipegangnya.
Dari hasil survei paralel yang dilakukan para peneliti di Inggris, menemukan fakta 92 persen orang menghindari meja dan kursi kotor, dan mencari meja dan kursi lainnya yang dianggap bersih. Sebaliknya, hanya 13 persen orang yang benar-benar menghindari untuk makan kecuali mereka telah lebih dulu mencuci atau membersihkan tangannya.
Kita harus tahu, tangan menyimpan ribuan bakteri dan lebih kotor dibandingkan dengan permukaan meja yang terlihat kotor yang ada di dalam kafe atau restoran. Bahkan, saat dilakukan tes laboratorium terhadap meja, bangku, pegangan tangan eskalator, kursi, dan mainan tampak bernoda, kotor, dan usang, ditemukan adanya bakteri berbahaya termasuk staphylococcus, E-coli, dan enterobacteriaceae, yang telah dikaitkan dengan kematian.
Pendiri Sanitisers Air Aquaint sekaligus orang yang menugaskan untuk dilakukannya sebuah penelitian, Bola Lafe, mengatakan, studi ini dilakukan untuk menyoroti sebuah fakta, di mana sejumlah orang menghindari apa yang mereka yakini akan membuat mereka sehat, padahal belum tentu demikian.
" Jadi, daripada hanya menghindari daerah-daerah tertentu yang sering kita anggap kotor, lebih baik kebersihan tangan dan kesadaran untuk selalu mencuci tangan dijadikan prioritas utama," kata Bola Lafe dikutip Daily Mail, Senin (4/8/2014)
Lafe melanjutkan, meja mengkilap sekali pun, belum tentu jauh lebih bersih daripada meja yang terlihat kotor dan usang. Bisa saja meja yang mengkilap itu menyimpan beragam bakteri yang berpotensi berbahaya untuk kesehatan. Kecuali, jika kita benar-benar memperhatikan kebersihan tangan, dan rajin mencucinya.
Tangan Lebih Mematikan Dibanding Meja yang Terlihat Kotor
almas_khalishah
Agustus 04, 2014