I LOVE TO CAPTURE THE MOMENT

I AM

image
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

I'm Almas Khalishah Al-Batawi

Sosok wanita kelahiran Jakarta pada hari Kamis Legi tanggal 14 Agustus 1997. Hadir diantara keluarga yang sangat sederhana dengan penuh rasa syukur. Tapi memiliki cita dan impian yang tinggi sehingga dapat bermanfaat untuk khalayak luas.

Dengan profesi saat ini sebagai Photographer dan Admin Website di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Dengan kemampuan menulis, merangkai kata, melukis cahaya serta komunikasi yang sangat baik sehingga mudah bergaul dan akrab dengan siapa saja.


Education
University of Engineering

Bachelor of Science

College of Awesomeness

Master of Fine Arts

School of Amusement

Bachelor of Fine Arts


Experience
Lead Developer

State Art company

UI/UX Developer

Design Corporation

Front-End Developer

Creative Design Studio


My Skills
Design
Programming
Branding
Marketing

764

Awards Won

1664

Happy Customers

2964

Projects Done

1564

Photos Made

WHAT CAN I DO

Web Design

Fusce quis volutpat porta, ut tincidunt eros est nec diam erat quis volutpat porta

Responsive Design

Fusce quis volutpat porta, ut tincidunt eros est nec diam erat quis volutpat porta

Graphic Design

Fusce quis volutpat porta, ut tincidunt eros est nec diam erat quis volutpat porta

Clean Code

Fusce quis volutpat porta, ut tincidunt eros est nec diam erat quis volutpat porta

Photographic

Fusce quis volutpat porta, ut tincidunt eros est nec diam erat quis volutpat porta

Unlimited Support

Fusce quis volutpat porta, ut tincidunt eros est nec diam erat quis volutpat porta

SOME OF WORK

MULIAKANLAH SOSOK PINTU SURGAMU

Orang tua...
Terutama ibu...

Adalah sosok yang sangat luar biasa dalam kehidupan kita. Kesabarannya yang tangguh saat mengandung, ketelatenannya yang gigih dalam menjaga dan merawat kita sungguh tidak akan pernah bisa kita bayar meski dengan sebukit berlian sekalipun. Begitu istimewa dan luar biasanya kedua orang tua kita, sehingga Allah swt menyuruh kita untuk berbakti kepada mereka yang membesarkan dan merawat kita.
"Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan Nya dengan apapun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua..."(Q.S An-Nisa' : 36)

Dalam kehidupan Rasulullah saw, sebenarnya begitu banyak kisah bakti seorang anak kepada orangtuanya yang bisa kita teladani. Salah satunya tentang kisah Uwais Al-Qarni dari Yaman yang begitu sayang dan patuh kepada ibunya yang sudah tua, lumpuh dan buta. Uwais hidup pas-pasan sebagai penggembala domba. Namun begitu dia tidak pernah absen untuk berbagi kepada orang-orang yang lebih kurang daripadanya.

Uwais yang hidup di masa Rasulullah saw sebenarnya memiliki kerinduan yang begitu besar untuk berjumpa dengan Rasulullah meskipun hanya sekali saja. Sebuah kerinduan yang dibingkai dalam manisnya keimanan. Namun Uwais tidak tega meninggalkan ibunya sendirian di rumah. Saat kerinduan untuk berjumpa dengan Muhammad sang kekasih Allah sudah begitu memuncak akhirnya dia meminta izin kepada ibunya untuk pergi menemui Rasulullah di Madinah.

Setelah mempersiapkan hal-hal untuk keperluan ibunya, Uwais pun pergi untuk menemui Rasulullah. Namun sesampainya di rumah yang dituju, rupanya Rasul belum kembali dari medan perang. Sebenarnya Uwais bisa saja menunggu Rasulullah hingga tiba, tetapi Uwais kembali teringat akan pesan ibunya sebelum dia pergi. Ibunya meminta satu hal kepadanya. Ibunya inginkan Uwais untuk lekas pulang setelah berjumpa dengan Rasulullah.

Yah...Itu saja...!

Meskipun hati Uwais begitu sedih karena tidak bisa berjumpa dengan kekasih Allah, Uwais tetap patuh terhadap kata-kata ibunya untuk lekas pulang ke Yaman. Kepatuhan serta kecintaan Uwais terhadap ibunya itu akhirnya membuat Rasulullah takjub. Bahkan Rasulullah menyebut Uwais sebagai penghuni langit...

Subhanallah...!

Dari sekilas kisah tersebut, kita bisa mengambil satu kesimpulan...
Ya...
Ibu memang sosok yang begitu istimewa. Satu rintihan sang ibu ketika melahirkan kita tidak akan pernah bisa kita tebus dengan apapun. Kasih sayang dan curahan cinta darinya dari dalam kandungan hingga sebesar ini sungguh tidak akan pernah bisa kita gantikan dengan istana semegah apapun. Untuk itulah Allah swt menyuruh kita berbuat baik dan berbakti kepada ibu.

Yakinlah...

Ketika kita berbakti kepadanya, Allah swt telah siapkan surga untuk kita.

"Orangtua adalah pintu surga yang paling tinggi. Sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu atau jagalah...!"(H.R Ahmad dan Tirmidzi)

HARI-HARI YANG TAK AKAN KEMBALI : di mana engkau setelah seratus tahun nanti..

Wahai orang yang menyiapkan hari esok untuk bertaubat kepada-Nya Apakah ia yakin akan kehadiran hari esok itu

Seorang manusia selalu tergelincir dalam angan-angannya

Sementara kematian selalu mengintip dan mengincarnya

Hari-hari dalam umurmu hanyalah hitungan hari-hari

Kemungkinan harimu ini adalah hi tungan yang terakhir kali

Aku menggeleng-gelengkan kepala sambil merobek lembaran kalender. Ini adalah lembaran terakhir untuk kalender tahun ini…

Sudah habis satu tahun lagi dari umurku, tanpa aku sadari. Umurku hanyalah bilangan tahun-tahun. Setiap kali kulipat salah satu lembaran itu, semakin mendekatkan diriku ke liang kubur. Aku berdiri termangu memperhatikan tenggelamnya matahari untuk menggenapi satu tahun. Tahun itu tidak akan kembali. Aku telah melipat lembaran-lembarannya dan menyimpannya..

Apa yang dikerjakannya dalam tahun itu? Segala permulaan pasti memiliki penghujung. Dan setiap perjalanan pasti memiliki tujuan. Segala puji bagi Allah yang telah memanjangkan umurku.

Berapa banyak kekasih yang telah hilang dari kita, dan berapa mayit yang telah kita kebumikan. Segala puji bagi Allah dengan panjangnya umur ini.

Marilah ke sini, wahai istriku Azizah. Aku tahu bahwa engkau gembira dengan panggilan ini. Aku yakin itu. Akan tetapi ada masalah lebih penting dari itu.

Lembaran ini menceritakan kepadamu kisah satu tahun penuh yang telah berlalu. Memberikan hiburan kepadamu… Yakni tentang tahun yang telah terurai ikatannya dan terputus hari-harinya. Mari kita mengumpulkan kekuatan kita. Mungkin kita bisa mengembalikan barang satu detik dari umur kita… Apakah kita mampu?

Waktu-waktu yang panjang kita habiskan tanpa faidah. Musim-musim amal kebajikan berlalu tanpa ada yang diamalkan. Satu tahun berlalu, sementara kita tidak bisa mengembalikan sesaatpun daripadanya… Kita tidak mampu menambahkan apa-apa untuk waktu yang telah berlalu, meski hanya satu kali tahmid atau satu kali tasbih..

Kalau kita renungkan, berapa banyak waktu yang kita habiskam tanpa faidah? Tentu akan kita dapatkan banyak sekali, dan tentunya kita akan merenung sejenak..

Segala sesuatu bisa kita ulang kembali, kecuali waktu… Mari kita menghisab diri kita sendiri…

Setelah lama mendengar, istriku menjawab: “Engkau hanya menghisab dirimu setahun sekali. Adapun bisnismu, pekerjaanmu, maka htu setiap hari engkau pikirkan. Kenapa engkau tidak memikirkan akhiratmu?”

Aku terdiam… Namun dia melanjutkan: “Biarlah kita menghisab diri kita sendiri, meskipun terlambat. Tidak jadi masalah… Bertahmidlah kepada Allah karena engkau tidak menjadi janda karena kematianku..

Dan engkau -kata istriku- memujilah kepada Allah karena aku selalu di sisimu menolongmu untuk selalu taat kepada Allah..

Dalam satu tahun penuh. Ada orang yang menghafal Al-Qur’an. Banyak di antara mereka yang tidak pernah ketinggalan satu takbiratul ihram pun bersama imam. Banyak juga yang menjadikan cita-citanya untuk meninggikan Islam dan beramal untuk Islam..

Dalam satu tahun penuh… Berapa banyak orang yang bertaubat dan berserah diri kepada Allah. Bukankah kita melihat sendiri orang yang mengharuskan dirinya untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Bagaimana tidak, karena meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar itu adalah satu dosa besar.

Banyak juga orang yang menghisab dirinya setiap hari. Bahkan ada orang yang menghisab dirinya setiap hendak beraktifitas, diam atau berkata-kata. Bila ia anggap itu baik, akan dia lakukan. Bila tidak, ia akan membatasi dirinya dengan hukum Allah.

Setelah merenung sejenak..

Berapa banyak Al-Qur’an yang engkau baca setiap hari? Berapa banyak buku yang engkau baca setiap bulan?

Adapun ceramah dan pelajaran-pelajaran keilmuan, tidak ada lagi bagiannya dalam waktumu. Sekarang jawablah: “Apa yang telah engkau persembahkan kepada kaum muslimin dalam berbagi event? Mana zakat dari ilmumu? Dan mana pula zakat dari masa muda dan kesehatanmu?

Beberapa langkah kemudian, sampailah kami pada masalah tetangga. Berapa bulan engkau tidak mengunjunginya? Pernah engkau bertanya, kenapa mereka tidak menjaga shalat berjamaah?

Banyak lagi orang yang engkau lalaikan. Dan masih lebih banyak lagi yang menjadi tanggung jawabmu.

Setelah pertanyaan yang bertubi-tubi itu, tiba-tiba sebuah pertanyaan mengetuk hatiku dan menggetarkan jiwaku: “Setelah satu tahun berlalu, Allah telah membiarkan engkau hidup dan memanjangkan umurmu. Apa yang telah engkau persembahkan?”

Istriku menanti jawaban. Yang terjadi adalah keheningan. Ia meninggalkan diriku dengan lembaran kalender di tanganku. Dalam hatiku terbetik pertanyaan yang aneh: “Di mana engkau setelah seratus tahun nanti?” Aku menunduk dan berfikir. Sebentar saja suara itu hilang, kami sudah mengulang-ulang suara tersebut: “Kemana engkau akan pergi?” Aku menjawab: “Kemana pula aku setelah seratus tahun nanti?”

Engkau tahu, bahwa kuburan adalah tempat tinggalmu nanti. Umurmu adalah modal dasarmu. Engkau akan ditanya tentang apa yang engkau gunakan dari umurmu dan apa yang engkau kerjakan dengannya.

Dan kalian wahai generasi muda… Kemalasan adalah teman kalian. Cita-cita yang lemah adalah peliharaan kalian. Setiap orang yang shalat dan puasa, menganggap dirinya telah sampai tujuan. Tidak diragukan lagi, bukankah Islam masih memiliki hak lebih dari itu dalam hatimu? Masing-masing di antaramu dapat mempersembahkan lebih dari itu..

Adapun untuk Allah dan Islam, ada yang harus dibela oleh tua dan muda… Pertanyaannya kembali menggoncang diriku:

“Apa yang akan engkau persembahkan di tahun ini?”

Sumber: Perjalanan Menuju Hidayah karya Abdul Malik Al-Qasim (penerjemah: Abu Umar Basyir), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Ramadhan 1422 H / Desember 2001 M. Hal. 163-167

Start Work With Me

Contact Us
JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia

Author Info

Video Of Day

About the author

Popular Posts